Peran Mahasiswa di Era Milenial

"Mahasiswa Zaman Now"

"Zaman Now" ya, pasti sudah pada tau maksud dari kalimat tersebut, which is diambil dari 2 kata dan 2 bahasa yaitu "zaman" yang berarti masa, dan "now" yang diambil dari bahasa inggris yang artinya yaitu sekarang; saat ini.
Jadi dapat disimpulkan dari tagline kita yaitu "Mahasiswa pada saat ini".

Yap, kita lahir di era milenial, yang serba mudah untuk dilakukan. Mudahnya mengakses segala informasi di dunia saat ini hanya butuh beberapa menit, bahkan hanya hitungan detik, karena majunya teknologi pada zaman ini. Namun dari situ apakah kita bisa menangkap apa yang ditekankan penulis ?
Zona nyaman, karena mudahnya segala sesuatu yang dapat dilakukan sekarang mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi kita sudah terjebak di zona nyaman, contohnya ?

Berapa kali dalam sehari kita membuka aplikasi sosial media ? Entah itu mencari informasi, chat teman, keluarga, telepon dsb. ? Apa semua itu dilakukan dengan mudah ?
Semua ini karena semakin berkembangnya teknologi.

Nah, dari sedikit kutipan tentang "zaman now" itu bisa ditangkap kan apa yang akan dibahas ?
Ok, to the point.

Jadi, apa peran Mahasiswa di era milenial / "Zaman now" ini ?
Mahasiswa, seharusnya saat ini lebih "melek" akan sejarah dan perkembangan sistem pendidikan serta kemasyarakatan.

Melirik sedikit tentang arah sistem pendidikan dari kaca mata sejarah di Indonesia, bahwa secara filosofis sistem pendidikan yang dititipkan oleh para leluhur bemuarah kepada pencerdasan secara kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah alat mobilisasi politik dan sekaligus sebagai penyejahtera umat. Dari pendidikan akan dihasilkan kepemimpinan anak bangsa yang akan memimpin rakyat dan mengajaknya memperoleh pendidikan yang merata, pendidikan yang bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Jiwa populis Ki Hajar Dewantara sudah mendasarinya untuk menyatu dengan rakyat, sehingga meski beliau keturunan bangsawan yang pada waktu itu terdapat jurang yang lebar dengan kehidupan wong cilik, tetapi beliau berusaha menutup celah itu. Sebuah kehidupan yang demokratis yang bisa dinikmati rakyat banyak.

Serta dalam kemasyarakatan sendiri jika dilihat dan diamati, masih sangat banyak yang buta akan struktural di masyarakat itu sendiri. Mungkin banyak sekali dari mereka yang berfikir "memang apa untungnya kami tau semua itu, toh semua akan berjalan gitu-gitu aja", dan disaat mereka mendapatkan permasalahan kemasyarakatan di daerahnya, terkadang mereka bingung dan tak sedikit yang mengambil cara mereka sendiri tanpa ilmu yang mana itu akan membuat "luka semakin menganga" tanpa memikirkan bahwa ada bidangnya, ada aparat yang seharusnya ada andil di dalam masyarakat tersebut.

Mahasiswa saat ini dibutakan dengan semua hingar - bingar dunia yang bersifat materialistik. Acuh itu sikap mereka, dan masa bodoh merupakan pendirian mereka. Inilah MATInya mahasiswa didalam zona nyaman saat ini. Terjebak dalam kehidupan hedonisme, terlepas dari tanggung jawab, sehingga kegiatan di kampus hanya sebatas "menggugurkan kewajiban" dalam menuntut ilmu, tanpa memikirkan apa yang harus dilakukan untuk mengubah bangsa, tanpa menggunakan ilmu dan hak lebih seorang "Mahasiswa" .

Disinilah peran mahasiswa, yang seharusnya mereka sadar akan semua ini, karena secara non-struktural mereka tidak sepenuhnya terikat oleh pemerintahan. Pemahaman akan kesadaran secara objektif akan posisi dirinya sebagai sosok yang mengemban kata “Maha” menjadi konklusi kebebasan mereka dalam berpendapat serta membela kaum termarjinalkan melalui kaca mata kebijaksanaannya. Sejarah tidak pernah berbohong dalam fakta tertulisnya, bahwa pemuda atau mahasiswa memiliki posisi penting dalam mengubah bangsa ini dari penindasan kaum kolonialisme serta otoritarian kepemimpinan yang terjadi dari masa ke masa.

Dapatkah "Mahasiswa Zaman Now" ini keluar dari zona nyamannya, dan mulai mengubah pola & cara hidup mereka ?

Comments